PENGERTIAN,
TUJUAN, METODA, DAN INSTRUMEN DIPLOMASI
Pendahuluan
Diplomasi
mempunyai peran yang sangat beragam dan banyak bermain di dalam hubungan
internasional. Pentingnya diplomasi sebagai pemelihara keseimbangan dan
kedamaian tatanan internasional telah meningkat dalam dunia moderen ini. Bahkan
diplomasi selalu memainkan peranan besar dalam mengatur kebijakan-kebijakan
internasional. Banyak masalah-masalah internasional bisa diselesaikan oleh
diplomasi. Dalam uraian kali ini akan menjelaskan pengertian, tujuan, metoda,
dan instrumen dari diplomasi itu sendiri.
Pembahasan
Definisi
Diplomasi
Kata diplomasi mengandung dua pengertian yang
berbeda.
Pertama, kata diplomasi dipahami sebagai kata lain dari politik luar negeri. Kedua,
kata diplomasi dipahami sebagai perundingan (negosiasi). Pengertian ini merujuk
pada peristiwa-peristiwa perundingan antar Negara baik secara dua arah antara
dua negara (bilateral) maupun banyak arah (multilateral) yang
melibatkan banyak negara.
The Oxford English Dictionary memberi makna
diplomasi sebagai
“manajemen hubungan internasional melalui negosiasi
yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan para wakil,
bisnis atau seni para pejabat.” Menurut Chamber’s Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah “the art of negotiation, especially of treaties
between state; political skill” (seni berunding,
khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara; keahlian politik).
Sedangkan
Sir Earnest Satow dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice mendefinisikan diplomasi sebagai “the
application of intelligence and tact to
conduct of official relations between the government of independent states”
(penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara
pemerintah negara-negara berdulat).
Harold Nicholson, seorang
pengkaji dan praktisi pandai dalam hal diplomasi, mengatakan bahwa kata diplomasi menunjukkan lima hal yang berbeda, yaitu:
1. politik luar negeri
2. negosiasi
3. mekanisme pelaksanaan negosiasi tsb.
4. suatu cabang Dinas Luar Negeri
5. dalam arti
baik mencakup keahlian dalam pelaksanaan negosiasi
internasional; dan dalam arti buruk mencakup tindakan taktik yang lebih licik.
KM Panikkar dalam bukunya The
Principle and Practice of Diplomacy menegaskan merumuskan pengertian
diplomasi yang dikaitkan dengan politik internasional yaitu seni mengedepankan
kepentingan suatu Negara dalam hubungannya dengan Negara lain.
Dari
berbagai penjelasan mengenai pengertian diplomasi, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memahami diplomasi.
1. Unsur pokok diplomasi adalah perundingan (negosiasi).
2. Perundingan dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara.
3. Tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk
menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan
dengan damai. Bila gagal dengan cara
damai, cara kekerasan (dengan menggunakan kekuatan) sangat mungkin untuk
digunakan.
4. Teknik atau strategi untuk menyiapkan perang. Hal ini didasarkan pada
keyakinan bahwa diplomasi tidak bisa dipisahkan dari perang.
5. Diplomasi berhubungan erat dengan tujuan politik luar negeri.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa diplomasi, yang sangat erat dihubungkan dengan hubungan
antarnegara, adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara melalui
negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin, dalam berhubungan dengan
negara lain. Apabila cara-cara damai gagal untuk memperoleh tujuan yang
diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata
sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Tujuan
Diplomasi
Kautilya,
seorang diplomat kawasan India Kuno menekankan empat tujuan diplomasi yaitu acquisition (perolehan), preservation (pemeliharaan), augmentation (penambahan) dan proper distribution (pembagian yang
adil). Di samping itu tujuan diplomasi Kautilya juga meliputi pencapaian Siddhi
atau kebahagiaan yang hanya bisa diperoleh melalui pemilikan kekuatan (power),
seorang raja harus selalu berupaya untuk menambah kekuatannya sendiri dan
megangkat kebahagiaannya. Sehingga Kautilya menyimpulkan tujuan utama diplomasi
sebagai ”pengamanan kepentingan negara sendiri.” Dengan kata lain tujuan dari
diplomasi yang baik dan efektif adalah untuk menjamin keuntungan maksimum
negara sendiri. Selain pemeliharaan keamanan nasional sebagai kepentingan
terdepan, juga terdapat tujuan vital yang lain antara lain memajukan ekonomi,
perdagangan dan kepentingan komersial, perlindungan warga sendiri, dan lain
sebagainya. Secara luas tujuan ini bisa dibagi menjadi empat: politik, ekonomi,
budaya, dan ideologi.
Tujuan
Politik dari Diplomasi
Tujuan
diplomasi bagi negara mana pun ialah pengamanan kebebasan politik dan
integritas teritorialnya dengan memperkuat hubungan dengan negara sahabat,
memelihara hubungan erat dengan negara-negara sehaluan dan menetralisir negara
yang memusuhi. Namun persahabatan tersebut bisa dibina melalui negosiasi yang
bermanfaat dan akan lebih mudah apabila terdapat persamaan kepentingan.
Contohnya pembentukan Triple Entente antara Inggris, Perancis, dan Rusia dalam
dekade pertama abad kedua puluh akibat kekhawatiran yang sama terhadap Jerman.
Salah satu
tujuan pokok dari diplomasi adalah untuk mencegah negara-negara lain bergabung
melawan suatu negara tertentu bisa dicapai melalui cara seperti melakukan suatu
saling pengertian dengan suatu negara, menunjukkan suatu itikad baik dan
menghilangkan keraguan negara-negara lain sehubungan dengan persekutuan
politik. Keefektifan diplomasi suatu negara bergantung pada sejauh mana
kekuatannya. Tujuan politik yang mendasar dari diplomasi adalah untuk mencapai
tujuan-tujuannya secara damai. Tetapi jika tidak memungkinkan, tindakan lain
bisa dimungkinkan untuk diambil. Diplomasi bisa memenuhi tujuan politiknya
apabila didukung oleh kekuatan.
Tujuan-Tujuan
Ekonomi dan Diplomasi
Lahirnya
laissez faire dan sistem perdagangan bebas serta menimbulkan dampak atas
penekanan ekonomi nasional, negara-negara maju dan terbelakang menjumpai
kenyataan bahwa perdagangan dan keuangan bisa digunakan sebagai alat utama
kebijaksanaan nasional. Akibatnya, pencapaian perolehan-perolehan ekonomi telah
menjadi tujuan penting dari diplomasi. Kuota, lisensi, pengendalian mata uang
dan teknik-teknik hubungan komersial lainnya telah menjadi instrumen diplomasi
yang biasa. Negosiasi diplomatik dilakukan untuk meningkatkan kepentingan
dagang.
Kegiatan
Kultural dan Diplomasi
Saat ini
delegasi kebudayaan sering dikirim untuk membina hubungan baik dengan
negara-negara lain. Imperialisme
kebudayaan merupakan suatu usaha untuk menaklukkan dan menguasai jiwa manusia
serta sebagai instrumen untuk mengubah hubungan power antara kedua negara.
Hubungan kebudayaan bisa banyak membawa dua bangsa menjadi lebih dekat dan
memudahkan pembangunan basis yang kuat untuk memperoleh dukungan dukungan atas
masalah-masalah negara tersebut.
Ideologi
dan Diplomasi
Tujuan
ideologis diplomatik lainnya adalah untuk melestarikan sistem politik, ekonomi,
dan sosial di dalam suatu negara, untuk mencoba menyebarkan sistem-sistem ini
ke negara-negara lain, dan untuk menghalangi penyebaran sistem politik,
ekonomi, dan sosial saingannya.
Perluasan diri secara ideologis mewujud dalam banyak bentuk di mana
suatu alat negara melakukan promosi ideologinya sendiri dan mencoba mengubah
bangsa lain ke dalam keyakinan agama, kebudayaan, dan politik tertentu.
Metoda
Diplomasi
Untuk mencapai kebebasan politik dan keamanan negara, maka
dalam diplomasi hal tersebut dapat dicapai dengan memperkuat hubungan dengan negara
sahabat, memelihara hubungan dengan negara-negara yang sehaluan, dan
menetralisir negara-negara yang memusuhi.
Untuk mencegah negara-negara lain bergabung melawan negara
tertentu maka dapat dilakukan dengan melakukan suatu bentuk saling pengertian
dengan suatu Negara, menunjukkan suatu itikad baik dan menghilangkan keraguan
Negara lain sehubungan dengan persekutuan politik, dan sebagainya. Selain dari
itu perang juga merupakan suatu bentuk diplomasi yang mana jika suatu Negara
dengan Negara lain tidak dapat lagi melakukan hubungan yang damai.
Instrumen
Diplomasi
Menurut
Kautilya, tujuan-tujuan diplomatik bisa dicapai dengan menerapkan satu atau
kombinasi beberapa prinsip utama instrumen diplomasi yaitu sama, dana, danda, dan bedha—perdamaian
atau negosiasi, memberi hadiah atau konsesi, menciptakan perselisihan,
mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. Para penulis moderen menyatakan
bahwa dalam rangka mencapai tujuan diplomatiknya, suatu negara menjalankan tiga
model tingkah laku—co-peration, accomodation dan opposition (kerja sama,
penyesuaian dan penentangan). Kerja sama dan penyesuaian dicapai dengan
negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila negosiasi gagal mencapai tujuan
melalui cara damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk penggunaan
kekuatan diambil sebagai ganti.
Selain
itu instrumen diplomasi juga terdiri dari dua macam instrumen yang dapat
digunakan untuk melasanakan diplomasi, yaitu;
1.
Departemen Luar Negeri
2.
Perwakilan Diplomatik dari suatu negara
yang ditempatkan di negara lain.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian yang telah diuraikan di atas diplomasi merupakan seni dalam mengedepankan
kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila
mungkin, dalam berhubungan dengan negara lain. Adapun tujuan diplomasi itu
sendiri ialah untuk menjamin keuntungan maksimum negaranya sendiri,
pemeliharaan keamanan nasional tujuan vital suatu negara. memperkuat hubungan dengan negara sahabat, memelihara
hubungan dengan negara-negara yang sehaluan, dan menetralisir negara-negara
yang memusuhi merupakan metoda dari diplomasi. Sedangkan prinsip instrumen
diplomasi menurut Kautilya ialah perdamaian atau negosiasi, memberi hadiah atau
konsesi, menciptakan perselisihan, mengancam atau menggunakan kekuatan nyata.
DPL dan perwakilan diplomatik juga menjadi instrument dalam melaksanakan
diplomasi.
REFERENSI
Roy, S.L. Diplomasi. Jakarta: Rajawali Pers, 1991.
thx
BalasHapus