Selasa, 19 Februari 2013

PENGERTIAN, TUJUAN, METODA, DAN INSTRUMEN DIPLOMASI


PENGERTIAN, TUJUAN, METODA, DAN INSTRUMEN DIPLOMASI

Pendahuluan
Diplomasi mempunyai peran yang sangat beragam dan banyak bermain di dalam hubungan internasional. Pentingnya diplomasi sebagai pemelihara keseimbangan dan kedamaian tatanan internasional telah meningkat dalam dunia moderen ini. Bahkan diplomasi selalu memainkan peranan besar dalam mengatur kebijakan-kebijakan internasional. Banyak masalah-masalah internasional bisa diselesaikan oleh diplomasi. Dalam uraian kali ini akan menjelaskan pengertian, tujuan, metoda, dan instrumen dari diplomasi itu sendiri.

Pembahasan
Definisi Diplomasi
Kata diplomasi mengandung dua pengertian yang berbeda. Pertama, kata diplomasi dipahami sebagai kata lain dari politik luar negeri. Kedua, kata diplomasi dipahami sebagai perundingan (negosiasi). Pengertian ini merujuk pada peristiwa-peristiwa perundingan antar Negara baik secara dua arah antara dua negara (bilateral) maupun banyak arah (multilateral) yang melibatkan banyak negara.
The Oxford English Dictionary memberi makna diplomasi sebagai “manajemen hubungan internasional melalui negosiasi yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan para wakil, bisnis atau seni para pejabat.” Menurut Chamber’s Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah “the art of negotiation, especially of treaties between state; political skill” (seni berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara; keahlian politik).
Sedangkan Sir Earnest Satow dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice mendefinisikan diplomasi sebagai “the application  of intelligence and tact to conduct of official relations between the government of independent states” (penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara pemerintah negara-negara berdulat).
Harold Nicholson, seorang pengkaji dan praktisi pandai dalam hal diplomasi, mengatakan bahwa kata diplomasi menunjukkan lima hal yang berbeda, yaitu:
1.      politik luar negeri
2.      negosiasi
3.      mekanisme pelaksanaan negosiasi tsb.
4.      suatu cabang Dinas Luar Negeri
5.      dalam arti baik mencakup keahlian dalam pelaksanaan negosiasi internasional; dan dalam arti buruk mencakup tindakan taktik yang lebih licik.
KM Panikkar dalam bukunya The Principle and Practice of Diplomacy menegaskan merumuskan pengertian diplomasi yang dikaitkan dengan politik internasional yaitu seni mengedepankan kepentingan suatu Negara dalam hubungannya dengan Negara lain.
Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian diplomasi, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan  dalam memahami diplomasi.
1.    Unsur pokok diplomasi adalah perundingan (negosiasi).  
2.    Perundingan dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara.
3.    Tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan dengan damai.  Bila gagal dengan cara damai, cara kekerasan (dengan menggunakan kekuatan) sangat mungkin untuk digunakan.
4.    Teknik atau strategi untuk menyiapkan perang. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa diplomasi tidak bisa dipisahkan dari perang.
5.    Diplomasi berhubungan erat dengan tujuan politik luar negeri.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa diplomasi, yang sangat erat dihubungkan dengan hubungan antarnegara, adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin, dalam berhubungan dengan negara lain. Apabila cara-cara damai gagal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Tujuan Diplomasi
Kautilya, seorang diplomat kawasan India Kuno menekankan empat tujuan diplomasi yaitu acquisition (perolehan), preservation (pemeliharaan), augmentation (penambahan) dan proper distribution (pembagian yang adil). Di samping itu tujuan diplomasi Kautilya juga meliputi pencapaian Siddhi atau kebahagiaan yang hanya bisa diperoleh melalui pemilikan kekuatan (power), seorang raja harus selalu berupaya untuk menambah kekuatannya sendiri dan megangkat kebahagiaannya. Sehingga Kautilya menyimpulkan tujuan utama diplomasi sebagai ”pengamanan kepentingan negara sendiri.” Dengan kata lain tujuan dari diplomasi yang baik dan efektif adalah untuk menjamin keuntungan maksimum negara sendiri. Selain pemeliharaan keamanan nasional sebagai kepentingan terdepan, juga terdapat tujuan vital yang lain antara lain memajukan ekonomi, perdagangan dan kepentingan komersial, perlindungan warga sendiri, dan lain sebagainya. Secara luas tujuan ini bisa dibagi menjadi empat: politik, ekonomi, budaya, dan ideologi.

Tujuan Politik dari Diplomasi
Tujuan diplomasi bagi negara mana pun ialah pengamanan kebebasan politik dan integritas teritorialnya dengan memperkuat hubungan dengan negara sahabat, memelihara hubungan erat dengan negara-negara sehaluan dan menetralisir negara yang memusuhi. Namun persahabatan tersebut bisa dibina melalui negosiasi yang bermanfaat dan akan lebih mudah apabila terdapat persamaan kepentingan. Contohnya pembentukan Triple Entente antara Inggris, Perancis, dan Rusia dalam dekade pertama abad kedua puluh akibat kekhawatiran yang sama terhadap Jerman.
Salah satu tujuan pokok dari diplomasi adalah untuk mencegah negara-negara lain bergabung melawan suatu negara tertentu bisa dicapai melalui cara seperti melakukan suatu saling pengertian dengan suatu negara, menunjukkan suatu itikad baik dan menghilangkan keraguan negara-negara lain sehubungan dengan persekutuan politik. Keefektifan diplomasi suatu negara bergantung pada sejauh mana kekuatannya. Tujuan politik yang mendasar dari diplomasi adalah untuk mencapai tujuan-tujuannya secara damai. Tetapi jika tidak memungkinkan, tindakan lain bisa dimungkinkan untuk diambil. Diplomasi bisa memenuhi tujuan politiknya apabila didukung oleh kekuatan.

Tujuan-Tujuan Ekonomi dan Diplomasi
Lahirnya laissez faire dan sistem perdagangan bebas serta menimbulkan dampak atas penekanan ekonomi nasional, negara-negara maju dan terbelakang menjumpai kenyataan bahwa perdagangan dan keuangan bisa digunakan sebagai alat utama kebijaksanaan nasional. Akibatnya, pencapaian perolehan-perolehan ekonomi telah menjadi tujuan penting dari diplomasi. Kuota, lisensi, pengendalian mata uang dan teknik-teknik hubungan komersial lainnya telah menjadi instrumen diplomasi yang biasa. Negosiasi diplomatik dilakukan untuk meningkatkan kepentingan dagang.

Kegiatan Kultural dan Diplomasi
Saat ini delegasi kebudayaan sering dikirim untuk membina hubungan baik dengan negara-negara lain.  Imperialisme kebudayaan merupakan suatu usaha untuk menaklukkan dan menguasai jiwa manusia serta sebagai instrumen untuk mengubah hubungan power antara kedua negara. Hubungan kebudayaan bisa banyak membawa dua bangsa menjadi lebih dekat dan memudahkan pembangunan basis yang kuat untuk memperoleh dukungan dukungan atas masalah-masalah negara tersebut.
Ideologi dan Diplomasi
Tujuan ideologis diplomatik lainnya adalah untuk melestarikan sistem politik, ekonomi, dan sosial di dalam suatu negara, untuk mencoba menyebarkan sistem-sistem ini ke negara-negara lain, dan untuk menghalangi penyebaran sistem politik, ekonomi, dan sosial saingannya.  Perluasan diri secara ideologis mewujud dalam banyak bentuk di mana suatu alat negara melakukan promosi ideologinya sendiri dan mencoba mengubah bangsa lain ke dalam keyakinan agama, kebudayaan, dan politik tertentu.

Metoda Diplomasi
Untuk mencapai kebebasan politik dan keamanan negara, maka dalam diplomasi hal tersebut dapat dicapai dengan memperkuat hubungan dengan negara sahabat, memelihara hubungan dengan negara-negara yang sehaluan, dan menetralisir negara-negara yang memusuhi.
Untuk mencegah negara-negara lain bergabung melawan negara tertentu maka dapat dilakukan dengan melakukan suatu bentuk saling pengertian dengan suatu Negara, menunjukkan suatu itikad baik dan menghilangkan keraguan Negara lain sehubungan dengan persekutuan politik, dan sebagainya. Selain dari itu perang juga merupakan suatu bentuk diplomasi yang mana jika suatu Negara dengan Negara lain tidak dapat lagi melakukan hubungan yang damai.

Instrumen Diplomasi
Menurut Kautilya, tujuan-tujuan diplomatik bisa dicapai dengan menerapkan satu atau kombinasi beberapa prinsip utama instrumen diplomasi yaitu sama, dana, danda, dan bedha—perdamaian atau negosiasi, memberi hadiah atau konsesi, menciptakan perselisihan, mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. Para penulis moderen menyatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan diplomatiknya, suatu negara menjalankan tiga model tingkah laku—co-peration, accomodation dan opposition (kerja sama, penyesuaian dan penentangan). Kerja sama dan penyesuaian dicapai dengan negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila negosiasi gagal mencapai tujuan melalui cara damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk penggunaan kekuatan diambil sebagai ganti.
Selain itu instrumen diplomasi juga terdiri dari dua macam instrumen yang dapat digunakan untuk melasanakan diplomasi, yaitu;
1.      Departemen Luar Negeri
2.      Perwakilan Diplomatik dari suatu negara yang ditempatkan di negara lain.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas diplomasi merupakan seni dalam mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin, dalam berhubungan dengan negara lain. Adapun tujuan diplomasi itu sendiri ialah untuk menjamin keuntungan maksimum negaranya sendiri, pemeliharaan keamanan nasional tujuan vital suatu negara. memperkuat hubungan dengan negara sahabat, memelihara hubungan dengan negara-negara yang sehaluan, dan menetralisir negara-negara yang memusuhi merupakan metoda dari diplomasi. Sedangkan prinsip instrumen diplomasi menurut Kautilya ialah perdamaian atau negosiasi, memberi hadiah atau konsesi, menciptakan perselisihan, mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. DPL dan perwakilan diplomatik juga menjadi instrument dalam melaksanakan diplomasi.

REFERENSI

Roy, S.L. Diplomasi. Jakarta: Rajawali Pers, 1991.

1 komentar: